Mengusung tema “Singgah untuk belajar, menguatkan adab generasi cemerlang”, murid belajar stay di Desa Kalipucung, Jambu, Kabupaten Semarang. Mereka mukim di desa tersebut selama tiga hari. no gadget loh. Kira-kira mereka yang katanya generasi Z kuat gak ya tanpa HP dan kawan-kawannya?
Acara dibuka oleh pimpinan paguyupan Desa Kalipucung yang diwakili oleh salah satu warga Kalipucung. kemudian sambutan Kepala SMP Islam Al Azhar 14 Semarang, Ibu Nur Faizah, M.Pd.
Setelah itu pembagian kelompok keluarga asuh. Mereka disambut ramah oleh orang tua asuh. Abis masuk rumah beberes memasukan barang-barang, mereka Berramah Tamah dengan keluarga asuh. Pastinya teh hangat dan uba rampe kletikan, salak, dan ceriping pisang sudah cemepak di meja sebagai suguhan khas desa tersebut.
Usai ramah tamah dan melepas lelah murid diajak bermain permainan tradisional. Dakon, Catur Jawa, Makanan, Egrang, Bakiak, Anyaman Janur Dari Daun Kelapa sudah segera dimainkan murid-murid yang mungkin menjadi permainan baru bagi mereka. Tak hanya bermain, murid juga belajar Tarian Jaranan dari para ahli tari desa tersebut.
Malamnya usai sholat maghrib, tdarus Quran dilanjut khotmil Quran dan tentunya abis khotmil ya khataman makan-makan. Ya, makan Malam bersama warga desa.
Hari kedua live in diawali dengan sholat dhuha Bersama di masjid. Dilanjut acara panen salak di kebun warga desa. Yang seru nih, murid-murid Spalza 14 naik mobil pick up alias kendaraan bak terbuka yang biasa untuk mengangkut sayuran. Dan anehnya, mereka yang biasa naik Pajero, Alphard, ataupun mobil nyaman lainnya justru gembira menaiki pick up. Mereka berdiri berdesakan di pick up dan bersorak gembira. Elok bukan lihatnya?
Usai panen salak, mereka diajari membuat cara membuat tempe dan gula jahe. Mereka yang selama ini hanya Taunya makan mendoan di kantin, jadi ngerti kenapa bisa ada makanan tempe. Setelah belajar, saatnya main lagi. Kali ini mereka bermain sepk bola di lapangan. Keasyikan bermain sepak bola rupanya sudah mandarah daging, yang cewek cukup jadi pemandu sorak, hehe. Karena hari kedua itu hari Kamis dan Jumat, gak lupa dong tadarus Al Kahfi. Setelah itu barulah makrab alias malam keakraban.
Hari ketiga, yaitu hari terakhir mereka melakukan jelajah alam. Jalan yang naik turun dan di kanan kiri masih berupa hutan menjadi pemandangan penyejuk mata bagi mereka. Walau jalanan cukup licin dan sesekali mereka ada yang terpeleset tidak menyurutkan langkah mereka untuk menuntaskan jelajah alam.
Setelah jelajah alam dan rehat bersih diri lanjut berkemas. Saatnya sayonara Kembali ke kehidupan sehari-hari. Banyak kenangan yang tertinggal Desa Klipucung.